Kabar Duka: Harjo Sutanto Pendiri Wings Group Wafat
papanmedia.com – Kabar sedih datang dari dunia bisnis di Indonesia: Harjo Sutanto, salah satu pendiri Wings Group, telah wafat pada usia 102 tahun. Berita ini disiarkan secara resmi oleh pihak keluarga dan perusahaan, menyebutkan bahwa almarhum akan disemayamkan di Rumah Duka Adi Jasa dan dimakamkan pada 18 September 2025.
Harjo Sutanto dikenal sebagai tokoh yang membangun Wings dari usaha kecil menjadi salah satu perusahaan barang konsumsi terbesar di tanah air. Jejaknya melekat pada puluhan produk rumah tangga yang dipakai sehari-hari oleh banyak keluarga Indonesia – sabun, deterjen, pasta gigi, produk kebersihan, dan makanan ringan.
Kematian Harjo Sutanto menandai berakhirnya satu era panjang dalam landscape pengusaha lokal. Di usia tersebut, dia sudah menyaksikan banyak perubahan, tantangan industri, transformasi pasar konsumer, hingga ekspansi besar-besaran dari Wings ke seluruh Indonesia dan bahkan ke ekspor. Warisannya bukan cuma produk, tapi juga model usaha yang dimulai dari nol.

Latar Belakang & Awal Mula Bisnis Wings
Harjo Sutanto, bersama Johanes Ferdinand Katuari, mendirikan bisnis yang kemudian menjadi Wings Group pada tahun 1948. Awalnya usaha ini berbentuk pabrik sabun kecil bernama Fa Wings, memproduksi sabun batangan di Surabaya. Hanya ada beberapa karyawan, dan distribusinya masih sangat tradisional—dijual pintu ke pintu menggunakan sepeda, menjangkau warung‑warung kecil di sekitar.
Seiring berjalannya waktu, usaha kecil ini mulai berkembang: pada tahun 1971 diperkenalkan sabun krim & deterjen merek “Ekonomi” yang menjadi populer karena harga yang terjangkau dan efektivitasnya. Setelah itu, strategi distribusi diperluas, promosi lewat iklan dan pameran diperkuat, dan pusat distribusi dibangun agar produk bisa lebih cepat menyebar.
Pada tahun 1974‑1976, Wings membuka kantor di Jakarta dan mendirikan entitas perusahaan baru, PT Sayap Mas Utama, untuk menggarap produksi pasta gigi dan memperluas segmentasi produk. Kemudian, pada tahun 1991 nama Wings berubah dari “Fa Wings” menjadi PT Wings Surya, sebagai bagian upaya modernisasi dan pengorganisasian struktur korporasi agar bisa lebih profesional dan siap menghadapi pasar yang makin kompetitif.
Perluasan Produk & Inovasi yang Menjadikan Wings Besar
Wings Group tidak berhenti sebagai produsen sabun saja. Seiring waktu perusahaan memperluas lini produk: detergen, sabun mandi, pasta gigi, sabun cuci piring, perawatan diri seperti sabun cair dan shower gel, produk kecantikan ringan, hingga makanan ringan seperti mie instan.
Inovasi distribusi dan pemasaran pun terus berlangsung. Dari pintu ke pintu dan warung kecil, Wings kemudian menggunakan agen, promosi melalui media, iklan TV, pameran, dan metode penjualan langsung. Strategi ini memperkuat penetrasi pasar, terutama di daerah‑daerah yang sebelumnya sulit dijangkau.
Selain itu, ekspansi vertikal dan diversifikasi usaha juga dilakukan. Contohnya, investasi di bahan baku detergen (oleokimia), aliansi dengan perusahaan luar negeri, serta cabang usaha di sektor makanan dan minuman. Semua ini membuat Wings tidak hanya kuat di satu produk, tapi multi‑produk dan memiliki jaringan distribusi yang luas.
Karakter & Kepemimpinan Harjo Sutanto
Harjo Sutanto dikenal sebagai sosok yang ulet, sederhana, dan punya visi panjang. Dia memulai usaha dari nol, dengan modal kecil dan sedikit tenaga kerja, tapi ikut turun tangan dalam produksi sampai distribusi. Kesederhanaannya tercermin dari awal usaha: menggunakan sepeda untuk distribusi, produksi rumahan, dan kerja keras langsung di lapangan.
Dalam kepemimpinannya, Harjo juga senang memberi ruang inovasi bagi produk‑produk baru dan mencoba strategi yang mungkin dianggap berisiko oleh perusahaan lain. Misalnya, memperkenalkan sabun krim murah ketika pasar masih didominasi sabun batangan dan deterjen bubuk, atau masuk ke segmen perawatan diri dan makanan ringan. Keberanian ini membuahkan hasil besar.
Meski usia sudah sangat lanjut, Harjo tetap dianggap sebagai figur simbolis yang memengaruhi arah perusahaan, meski aktifitas manajerial sehari‑hari sudah didelegasikan ke generasi kedua dan manajemen profesional. Keberadaannya memberi semangat bagi keluarga dan karyawan bahwa dasar nilai perusahaan: kejujuran, kualitas, akses produk ke rakyat banyak, tetap dijaga.
Dampak & Warisan Harjo Sutanto bagi Industri & Masyarakat
Kepergian Harjo Sutanto meninggalkan lubang emosional tidak hanya bagi keluarga dan karyawan Wings, tapi juga industri FMCG Indonesia. Warisannya terlihat di bagaimana produk lokal bisa bersaing ketat dengan produk impor dan brand asing. Wings menjadi contoh bahwa perusahaan lokal bisa menjadi besar, diversifikasi, dan tetap relevan di era globalisasi.
Secara ekonomi, banyak lapangan kerja yang diciptakan: dari produksi, distribusi, marketing, hingga manajemen. Produk‑produk Wings bisa dijumpai di kota besar dan pelosok, sehingga membantu akses masyarakat terhadap barang kebutuhan sehari-hari yang terjangkau.
Dari sisi budaya konsumen, inovasi produk Wings (sabun colek, deterjen murah, produk perawatan diri) telah membentuk kebiasaan penggunaan produk rumah tangga di masyarakat. Konsumen lokal jadi terbiasa dengan kualitas yang oke dengan harga yang tidak terlalu mahal, sehingga produk impor harus lebih berhati‑hati bersaing.
Penutup – Refleksi & Harapan di Masa Mendatang
Refleksi:
-
Kepergian Harjo Sutanto adalah momen penting yang mengingatkan kita tentang perjalanan panjang pengusaha lokal dari nol hingga menjadi pemain besar.
-
Sosoknya menggabungkan visi, keberanian mengambil risiko, dan pelebaran usaha secara bertahap & terukur.
-
Warisannya bukan hanya produk‑produk Wings, tapi juga model usaha dan nilai entrepreneur yang membumi.
Harapan ke depan:
Semoga generasi berikutnya dari keluarga Sutanto dan Katuari tetap menjaga nilai‑nilai yang telah dibangun: kualitas, akses, inovasi, dan kepedulian terhadap konsumen. Semoga juga bisnis Wings terus berkembang dan tetap menjadi kebanggaan produk lokal.