gaya hidup wellness

Tren Utama Gaya Hidup Wellness di Indonesia

gaya hidup wellness di Indonesia kini semakin menjadi bagian dari keseharian masyarakat, dan bukan hanya sekadar kata kunci dalam laporan riset. Kesadaran akan kesehatan fisik dan mental meningkat tajam, diiringi dengan perubahan perilaku konsumsi dan gaya hidup yang lebih sadar lingkungan. Sebuah survei menunjukkan bahwa sebanyak 77% orang Indonesia merasa fisik dan mental mereka sehat, jauh di atas rata-rata global. WARC+1
Lebih jauh lagi, studi menunjukkan bahwa sekitar 70% konsumen Indonesia memilih pembelian mereka berdasarkan wellness atau kesehatan fisik. ubertrends.com
Fenomena ini menunjukkan bahwa gaya hidup wellness di Indonesia tidak hanya soal olahraga atau diet, melainkan berubah menjadi kerangka hidup baru yang melibatkan makanan, aktivitas, lingkungan dan konsumerisme sadar. Dalam konteks ini, masyarakat mulai mempertanyakan “apa yang saya makan?”, “bagaimana saya bergerak?”, “apa dampak saya terhadap lingkungan?”—semua ini menjadi bagian dari gaya hidup wellness di Indonesia.

Perubahan ini juga dipicu oleh pergeseran sosial pasca-pandemi, di mana orang lebih menghargai waktu, kesehatan dan kebahagiaan daripada sebelumnya. Sebagai contoh, laporan riset menyebut bahwa semakin banyak orang yang mulai memperhatikan label nutrisi dan mengurangi konsumsi gula atau bahan olahan. Jakpat Insight
Di sisi lain, gaya hidup wellness di Indonesia ini juga terlihat dalam cara orang memilih waktu untuk minum kopi, berkumpul dengan teman, hingga memilih aktivitas ringan sebagai bagian dari rutinitas sehat. Semua ini menandakan bahwa wellness kini lebih luas: bukan hanya “sehat”, tapi juga “hidup dengan pilihan”.
Dengan konteks ini, artikel berikut akan membahas detail tentang bagaimana gaya hidup wellness di Indonesia terlihat dalam konsumsi makanan & minuman, olahraga & aktivitas, hingga kesadaran lingkungan dan keberlanjutan.


Konsumsi Makanan, Minuman dan Kebiasaan Baru

Dalam perubahan gaya hidup, aspek konsumsi makanan dan minuman sangat penting–dan menjadi bagian dari gaya hidup wellness di Indonesia. Sebagai contoh, survei menunjukkan bahwa 57% responden telah mengikuti pola makan seimbang (termasuk sayur dan buah) pada 2025. Jakpat Insight
Meski demikian, tantangan masih muncul: 32% responden masih rutin mengonsumsi minuman manis 1-2 kali sehari. Jakpat Insight Ini menunjukkan bahwa meski kesadaran meningkat, perubahan perilaku belum merata.

Minum kopi juga menjadi bagian dari kebiasaan baru dalam konteks wellness. Survei yang sama menemukan bahwa 46% responden mengonsumsi kopi setiap hari, dan kopi sering juga menjadi media sosial dan interaksi—menandakan bahwa aspek sosial dari konsumsi juga penting. Jakpat Insight
Sejalan dengan itu, konsumsi produk yang lebih sehat dan transparan juga meningkat: konsumen mulai memperhatikan bahan, label, klaim kesehatan, dan keberlanjutan produk. Menurut survei dari PwC, 72% konsumen di Indonesia khawatir akan bahan tambahan dalam makanan, dan 71% khawatir dengan produk ultra-proses. PwC

Lebih jauh, gaya hidup wellness di Indonesia juga memunculkan tren seperti pengurangan konsumsi karbohidrat, pemilihan produk organik atau lebih alami, serta aktivitas fisik ringan yang menjadi bagian rutinitas—semua ini memperlihatkan bahwa konsumer sekarang tidak hanya membeli produk, tetapi juga membeli gaya hidup.
Dengan demikian, kita bisa melihat bahwa konsumsi makanan & minuman dalam gaya hidup wellness di Indonesia bukan sekadar perubahan produk, tetapi perubahan nilai: dari “apa yang termurah” ke “apa yang terbaik bagi tubuh dan lingkungan”.


Aktivitas Fisik, Kebugaran dan Mindset Sehat

Aktivitas fisik dan sikap mental juga menjadi bagian integral dari gaya hidup wellness di Indonesia. Dalam survei riset terhadap konsumen Indonesia, ditemukan bahwa 36% responden memilih jalan kaki sebagai aktivitas fisik, dan 35% melakukan olahraga ringan sekali seminggu. Jakpat Insight
Meski demikian, 15% responden mengaku tidak aktif secara fisik, menunjukkan bahwa masih ada segmen yang belum terjangkau perubahan ini. Jakpat Insight

Lebih dari sekadar olahraga, gaya hidup wellness di Indonesia juga mendorong perubahan mindset: orang mulai melihat kesehatan sebagai investasi jangka panjang, bukan hanya reaksi ketika sakit. Kesadaran akan kesehatan mental juga meningkat—konsumsi media sosial yang berlebihan, stres kerja, dan pandemi telah mendorong orang untuk mencari keseimbangan dan kualitas hidup yang lebih baik. Studi lain mendukung bahwa konsumen Indonesia kini terbuka untuk solusi teknologi yang mendukung wellness—misalnya pemantauan kesehatan berbasis digital. NielsenIQ
Dalam implementasinya, hal-hal seperti meditasi, yoga, olahraga ringan di rumah, serta aktivitas luar ruangan menjadi lebih populer. Hal ini secara langsung memperkuat bahwa gaya hidup wellness di Indonesia tidak hanya soal gym atau fitnes mahal, tetapi tentang integrasi sehat dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, aktivitas fisik dan sikap sehat menjadi pilar penting dalam gaya hidup wellness di Indonesia—bukan sebagai mode sesaat, tetapi sebagai kebiasaan yang berkelanjutan.


Kesadaran Lingkungan dan Keberlanjutan dalam Gaya Hidup

Bagian penting lainnya dari gaya hidup wellness di Indonesia adalah bagaimana kesadaran lingkungan dan keberlanjutan mulai masuk ke dalam keseharian konsumen. Menurut riset, konsumen Indonesia semakin memperhatikan aspek keberlanjutan dalam pembelian mereka: 57% memilih produk dengan kemasan ramah lingkungan, dan 71% bersedia membayar lebih untuk mendukung penyebab lingkungan. PwC+1
Ini menunjukkan bahwa gaya hidup wellness bukan hanya soal tubuh dan pikiran, tetapi juga hubungan kita dengan planet ini.

Beberapa rumah tangga perkotaan di Indonesia telah mulai menerapkan perilaku “zero waste” dan prinsip 3R (Reduce, Reuse, Recycle). Sebagai contoh, sebuah studi pada 1.200 rumah tangga di 12 kota besar Indonesia menunjukkan bahwa kontrol perilaku—yakni kepercayaan bahwa mereka bisa mengelola sampah—merupakan prediktor terkuat untuk partisipasi zero waste. arXiv
Perubahan ini turut mempengaruhi konsumsi: produk dengan bahan minimal, lokal, organik, dan kemasan yang mudah didaur ulang menjadi pilihan. Tren ini memperkuat bahwa gaya hidup wellness di Indonesia sekarang melebar ke aspek sosial-lingkungan.

Namun, tantangan juga muncul: meski kesadaran naik, tidak selalu diikuti oleh tindakan sehari-hari, karena ada faktor seperti harga, aksesibilitas, dan kebiasaan lama yang sulit diubah. Oleh karena itu, untuk benar-benar menjadi gaya hidup masa depan, diperlukan dukungan sistem, regulasi, serta edukasi yang kuat.

Dengan integrasi aspek lingkungan ke dalam wellness, gaya hidup wellness di Indonesia menjadi lebih holistik—menghubungkan kesehatan pribadi dengan keberlanjutan kolektif. Ini menjadi fondasi penting bagi generasi muda dan konsumen masa depan di Indonesia.


Implikasi bagi Industri, Merek dan Konsumen

Tren gaya hidup wellness di Indonesia membawa implikasi besar bagi dunia bisnis, merek dan konsumen sendiri. Bagi merek, ada tuntutan untuk lebih transparan, bertanggung-jawab, dan menawarkan nilai yang nyata—bukan sekadar klaim pemasaran. Menurut laporan, konsumen Indonesia menuntut informasi yang lebih jelas tentang kandungan produk, asal bahan, serta dampak lingkungan. NielsenIQ+1
Sebagai konsekuensi, merek yang menggabungkan wellness dengan keberlanjutan akan memiliki keunggulan kompetitif.

Untuk konsumen, gaya hidup wellness di Indonesia menuntut perubahan kebiasaan—dari konsumsi impulsif ke konsumsi sadar, dari olahraga sporadis ke rutinitas sehat, dari gaya hidup individual ke tanggung-jawab bersama terhadap lingkungan. Konsumen harus menjadi lebih aktif dalam memilih, menilai, dan beradaptasi.

Dari sisi industri, misalnya makanan dan minuman, produk yang rendah gula, organik, kemasan ramah lingkungan dan mudah diakses akan memiliki peluang besar. Di sisi layanan, program kebugaran, kesehatan mental, teknologi wellness akan semakin diminati. Fakta bahwa 70% konsumen Indonesia memilih berdasarkan wellness menunjukkan betapa besar pangsa pasar ini. ubertrends.com
Namun, tantangan biaya, akses dan edukasi tetap ada—terutama di luar kota besar dan segmen ekonomi menengah ke bawah.

Dengan demikian, tren gaya hidup wellness di Indonesia bukan hanya fenomena konsumen, tetapi peluang strategis bisnis dan tanggung-jawab sosial bagi semua pihak.


Penutup

Gaya hidup wellness di Indonesia telah memasuki fase transformasi — dari gaya sederhana menjadi gerakan yang menggabungkan kesehatan fisik, kesehatan mental, dan tanggung-jawab lingkungan. Dalam konteks ini, tren gaya hidup wellness di Indonesia menunjukkan bahwa masyarakat ingin hidup lebih baik, lebih berhenti pada rutinitas konsumsi massal, dan lebih memikirkan dampaknya.

Dengan meningkatnya kesadaran dan perubahan perilaku ini, semua pihak — konsumen, merek, pemerintah, komunitas — memiliki peran untuk memastikan bahwa gaya hidup wellness di Indonesia menjadi inklusif dan berkelanjutan. Bukan hanya untuk sebagian kecil masyarakat, tetapi untuk seluruh lapisan.
Mari kita terus mendukung gaya hidup wellness di Indonesia dengan memilih lebih bijak, bergerak lebih aktif, dan menjaga lingkungan kita bersama-sama.


Referensi

  • “Indonesia 2025: Wellness and Coffee on the Rise”. Insight Jakpat. Jakpat Insight

  • “10 Key Indonesia Consumer Trends Shaping the Market in 2025”. Ubertrends. ubertrends.com

  • “Indonesian Consumers Reassess Health Priorities …” NIQ. NielsenIQ